ANALISIS POTENSI ANGKUTAN BARANG MELALUI KERETA API DI PULAU JAWA

Authors

  • Dwi Ardianta Kurniawan Universitas Gadjah Mada
  • Dewanti Universitas Gadjah Mada
  • Arif Wismadi Universitas Islam Indonesia
  • Sarah Auliya Furjatullah Universitas Gadjah Mada
  • Deni Prasetio Nugroho Universitas Gadjah Mada

Keywords:

freight transport, operating area, regional commodity, angkutan barang, kereta api, logistik, daerah operasional, komoditas daerah, train, logistic

Abstract

The market share of freight transport via railway is quite small, which is below 1% compared to the total volume. Nevertheless, the future potential is quite large, due to the volume growth and government targets in various policy documents. This paper aims to analyze the potential of freight transport via rail in Java. This paper uses a quantitative method with secondary data processing the origin to destination of national travel and service areas of each PT KAI Daop. Analysis results of freight transportation, the largest potential is Daop 1, followed by Daop 3 and 6. The lowest potential is Daop 7, followed by Daop 4 and 9. Daop 1, 3, 4, 5, 6, and 8 have higher manufacturing potential, while in Daop 2, 7 and 9 agricultures has a higher volume. If this potential can be transported, the proportion of freight transportation via railway in Java will increase from 0.16% to 0.54% of the total freight transportation.

ABSTRAK

Pangsa pasar angkutan barang melalui KA masih cukup kecil, yaitu di bawah 1% dibandingkan volume total. Meskipun demikian, potensi angkutan barang di masa mendatang cukup besar, ditunjukkan dengan pertumbuhan volume yang cukup besar serta target pemerintah dalam berbagai dokumen kebijakan.  Paper ini bertujuan menganalisis potensi angkutan barang melalui kereta api di Jawa. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pengolahan data sekunder berupa asal tujuan perjalanan nasional serta wilayah layanan masing-masing Daop PT KAI. Hasil analisis memperlihatkan potensi angkutan barang terbesar adalah Daop 1, disusul Daop 3 dan Daop 6. Potensi pengangkutan terendah pada Daop 7 disusul Daop 4 dan Daop 9. Daop 1, 3, 4, 5, 6, dan 8 memiliki potensi angkutan manufaktur yang lebih tinggi, sementara pada Daop 2, 7 dan 9 angkutan pertanian memiliki volume yang lebih tinggi. Apabila potensi tersebut dapat diangkut, maka proporsi angkutan barang melalui KA di Jawa akan meningkat dari 0,16% menjadi 0,54% terhadap total angkutan barang.

Author Biographies

Dwi Ardianta Kurniawan, Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Transportasi dan Logistik
Universitas Gadjah Mada
Jl. Kemuning Blok M3, Sekip, Mlati, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
*) Corresponding Author

Dewanti, Universitas Gadjah Mada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknikm Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Mlati, Kec. Mlati
Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta 55281

Arif Wismadi, Universitas Islam Indonesia

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)
Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang Km 14,5, Kec. Ngemplak
Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta 55584

Sarah Auliya Furjatullah, Universitas Gadjah Mada

Magister Teknik Sipil dan Transportasi
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Kec. Mlati
Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta 55281

Deni Prasetio Nugroho, Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Transportasi dan Logistik
Universitas Gadjah Mada
Jl. Kemuning Blok M3, Sekip, Mlati, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Downloads

Published

05-08-2023