Jember Medical Journal https://journal.unej.ac.id/JMJ <p><strong>Jember Medical Journal</strong><strong> </strong>publishes peer-reviewed original articles, case reports and literature review in basic medical research, clinical research, and applied medical science. This journal is published twice (May and November) by Faculty of Medicine Universitas Jember. Articles are original research that needs to be disseminated and written in English or Indonesia. All submitted manuscripts will go through the double-blind peer review and editorial review before being granted with acceptance for publication. </p> <p>Jember Medical Journal was issued for the first time in 2022. Jember Medical Journal recieved the ISSN 2963-0428 for online version in 2022.</p> <p>Abstracted and indexed in: , <a href="https://scholar.google.com/citations?user=x5WGnKIAAAAJ&amp;hl=en" target="_blank" rel="noopener"><strong>Google Scholar</strong></a>, <strong><a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/30527" target="_blank" rel="noopener">Portal Garuda</a></strong>, <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&amp;and_facet_source_title=jour.1451362" target="_blank" rel="noopener"><strong>Dimensions</strong></a>,etc. </p> Faculty of Medicine, University of Jember en-US Jember Medical Journal 2963-0428 Comparison of Urine Creatinine Levels between Agricultural Workers and Non-Agricultural Workers in Wuluhan District Jember Regency https://journal.unej.ac.id/JMJ/article/view/409 <p>Agricultural workers are inseparable from the use of pesticides. Inappropriate use of pesticides causes nephrotoxic effects. Impaired kidney function can be known by measuring creatinine levels excreted through urine. This study aims to determine the difference in urinary creatinine levels between agricultural workers and non- gricultural workers. This study was conducted in October 2022 - April 2023 in Wuluhan District. The data used were primary data obtained from interviews using a questionnaire, while urine creatinine levels were obtained by collecting the middle portion of urine and examined by the Jaffe-Reaction method. The results of the study were 60 male subjects consisting of agricultural workers and non-agricultural workers. Urinary creatinine levels in agricultural and non-agricultural workers were normal. Bivariate analysis showed there was no significant difference in urinary creatinine levels between agricultural workers and non-agricultural workers. The conclusion of this study is that there is no significant difference in urinary creatinine levels between agricultural workers and non-agricultural workers.</p> Leony Agnes Savira Winanda Muhammad Ihwan Narwanto Inke Kusumastuti Septa Surya Wahyudi Jauhar Firdaus Copyright (c) 2024 Jember Medical Journal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-05-31 2024-05-31 3 1 1 11 10.19184/jembermedicaljournal.v3i1.409 Efektivitas Penyuluhan Risiko Preeklampsia Pada Ibu Hamil di Patrang Kabupaten Jember https://journal.unej.ac.id/JMJ/article/view/936 <p>Angka kematian ibu di Kabupaten Jember dan Jawa Timur masih tinggi. Terjadipeningkatan kasus kematian ibu pada tahun 2018-2021. Preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil. Tindakan preventif seperti edukasi pada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan risiko preeklamsia pada ibu hamil di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 22 pertanyaan mengenai pengetahuan, faktor risiko, gejala dan komplikasi preeklamsia. Besar sampel sebanyak 30 responden (quota sampling). Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk dan uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. Nilai Sig uji Saphiro Wilk diperoleh 0,033 yang berarti data tidak berdistribusi normal. Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai Asymp. (2-tailed) 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest responden sebelum diberikan penyuluhan dan posttest responden setelah diberikan penyuluhan.</p> Eny Nurmaida Dwita Aryadina Rachmawati Sheilla Rachmania Elvia Rahmi Marga Putri Arsyzilma Hakiim Ancah Caesarina Novi Marchianti Ida Srisurani Wiji Astuti Angga Mardro Raharjo Yohanes Sudarmanto Irawan Fajar Kusuma Copyright (c) 2024 Jember Medical Journal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-05-31 2024-05-31 3 1 12 21 10.19184/jembermedicaljournal.v3i1.936 Squamous Cell Carcinoma of Cruris Due to Chronic Osteomyelitis After ORIF Removal: Case Report https://journal.unej.ac.id/JMJ/article/view/831 <p>Karsinoma sel skuamosa (SCC) merupakan tumor ganas langka yang dapat timbul dari osteomielitis kronis dengan berbagai gambaran klinikopatologi lesi. Kami melaporkan SCC yang disebabkan oleh osteomielitis kronis. Laki-laki 68 tahun datang dengan keluhan kaki kemerahan, edema, gangrene yang membuat kesulitan berjalan. Benjolan pertama kali diketahui setelah pelepasan open reduction internal fixation (ORIF) pada tahun 2022 pasca trauma yang dialaminya 18 tahun lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus. Pada pemeriksaan foto rontgen cruris dextra AP lateral lesi litik geographic type dan lesi litik moth eaten type pada tibia yang mengarah pada gambaran osteomielitis. Selain itu, ditemukan lesi dengan ukuran 9,3x6,9x16cm pada distal femur dan proksimal tibia kanan pada MRI tanpa kontras lesi mendestruksi epifisis hingga cartilago pada distal femur dan proksimal tibia kanan yang menunjang pada malignant solid mass pada MRI kontras serta jaringan terfragmentasi. Sel tersebut tapak tersusun solid nest dan trabecular dengan kesan infiltratif ke jaringan sekitar. Tampak area nekrosis dengan sel PMN disekitarnya yang mengarah pada well differentiated squamous cell carcinoma (SCC) pada biopsi. SCC yang disebabkan oleh osteomielitis pasca pelepasan ORIF merupakan kasus yang jarang. Mekanisme yang diakibatkan oleh infeksi dan inflamasi diperparah oleh DM.</p> Mukhammad Arif Hadi Khoiruddin Samsul Huda Copyright (c) 2024 Jember Medical Journal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-05-31 2024-05-31 3 1 22 27 10.19184/jembermedicaljournal.v3i1.831 Pengobatan Fraktur Femur Pada Bayi Baru Lahir Menggunakan Metode Bryant Traction https://journal.unej.ac.id/JMJ/article/view/877 <p>Terapi non operatif merupakan metode pilihan untuk menangani patah tulang femur pada bayi baru lahir. Bryant Traction merupakan pilihan yang efektif dan efisien pada fraktur femur neonatus, pemasangannya mudah dan sederhana tanpa anestesi general. Penelitian ini adalah case report, data primer diambil langsung dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi. Pasien adalah seorang bayi berusia 2 hari, menderita patah tulang sepertiga tengah akibat trauma. Diterapi dengan menggunakan metode konservatif Bryant traction. Pasien dievaluasi dengan pemeriksaan fifik setiap hari dan diperiksa rontgen pada minggu ke 1 untuk memeriksa koreksi angulasi dan pada minggu ke 2 untuk memeriksa perkembangan kalus. di ikuti tumbuh kembangnya sampai berumur 1 tahun, dengan hasil yang didapat yaitu normal.</p> Muhammad Hasan Copyright (c) 2024 Jember Medical Journal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-05-31 2024-05-31 3 1 28 33 10.19184/jembermedicaljournal.v3i1.877 Brown Tumor in Parathyroid Adenoma Mimicking Malignant Bone Tumor: A Case Report https://journal.unej.ac.id/JMJ/article/view/879 <p>Brown tumors, also recognized as osteitis fibrosa cystica or osteoclastoma, represent a unique pathological entity intricately linked to hyperparathyroidism. Although benign in nature, brown tumor can manifest as focal bone abnormalities, presenting diagnostic challenges due to their striking resemblance to malignant bone tumors, particularly bone metastases. A 24-year-old woman presented with a lump on her left knee and right lower leg pain. Imaging unveiled multiple osteolytic lesions resembling aggressive bone tumors. Subsequent investigations, including abdominal USG, thyroid USG, bloodwork, and parathyroid hormone assessment, confirmed hyperparathyroidism with elevated PTH levels and nephrocalcinosis. HistoPA examination shows a brown tumor diagnosis, prompting parathyroidectomy. Brown tumor can mimic aggressive bone tumors both in clinical and radiological findings. Besides PTH level, thyroid and abdominal USG should be performed to find both parathyroid mass and nephrocalcinosis as the result of hypercalcemia. A HistoPA examination shoud be performed to diagnose the main cause of hyperparathyroidism, that is mostly parathyroid adenoma. As for the treatment, medical and surgical intervention can be done to treat hyperparathyroidism and brown tumor itself. Brown tumors pose a diagnostic challenge due to their association with hyperparathyroidism and their resemblance to aggressive bone tumors. Further research is needed to enhance diagnostic and therapeutic strategies for brown tumors associated with hyperparathyroidism.</p> Asri Dhea Pratiwi Rosy Setiawati Copyright (c) 2024 Jember Medical Journal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-05-31 2024-05-31 3 1 34 42 10.19184/jembermedicaljournal.v3i1.879 Temuan Postmortem pada Kematian Tidak Wajar Berkaitan dengan Pestisida: Tinjauan Sistematis terhadap Laporan Kasus https://journal.unej.ac.id/JMJ/article/view/849 <p>Kematian tidak wajar yang berkaitan dengan pestisida banyak terjadi di negara berkembang. Namun demikian, studi yang mengulas secara sistematis tentang gambaran postmortem pada kasus kematian yang berkaitan dengan pestisida masih sangat jarang. Artikel ini bertujuan untuk melakukan tinjauan sistematis secara deskriptif terhadap temuan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam (autopsi) pada kejadian kematian tidak wajar yang berkaitan dengan pestisida. Tinjauan sistematis ini mengikuti panduan dari Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Pencarian dilakukan pada PubMed, ScienceDirect, dan Springer, serta Manual Hand Searching. Terdapat 11 artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi peneliti. Semua artikel yang dipilih berhasil memenuhi kriteria seleksi berdasarkan critical appraisal tools untuk case report oleh JBI. Karakteristik demografi ini menunjukkan bahwa paparan pestisida dapat mengenai pasien bayi hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Jenis pestisida yang paling sering digunakan adalah insektisida. Ditemukan bahwa cara kematian tersering adalah bunuh diri. Hanya terdapat satu artikel yang melaporkan kejadian keracunan. Temuan yang sering ditemukan bahwa gejala parasimpatis, erosi, dan mulut berbuih. Pada hasil autopsi, temuan yang paling sering ditemukan adalah gejala kongesti, edema, erosi, fibrotik, dan nekrosis organ. Dibutuhkan pemeriksaan luar dan autopsi yang holistik untuk menentukan dugaan kematian tak wajar akibat pestisida.</p> Muhammad Afiful Jauhani Nabil Athoillah Copyright (c) 2024 Jember Medical Journal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-05-31 2024-05-31 3 1 43 56 10.19184/jembermedicaljournal.v3i1.849