Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
https://journal.unej.ac.id/JRSL
<div class="date"><strong style="font-size: 0.875rem;">JRSL</strong><span style="font-size: 0.875rem;"> starting in </span><strong style="font-size: 0.875rem;">2024</strong><span style="font-size: 0.875rem;"> migrates from </span><strong style="font-size: 0.875rem;">OJS 3.0.2 to OJS 3.3.0.9</strong><span style="font-size: 0.875rem;"> to better secure from various unwanted things, including journal hacking and so on. To submit, the author please visit the new website page of our journal at the link </span><a style="background-color: #ffffff; font-size: 0.875rem;" href="https://journal.unej.ac.id/JRSL">https://journal.unej.ac.id/JRSL </a></div> <div class="summary"> <p>We moved to a new portal, please go to the folowing link to make a new submission : <a href="https://journal.unej.ac.id/GEOSI">https://journal.unej.ac.id/JRSL </a></p> </div>University of Jemberen-USJurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan2548-9518Perbandingan Kuat Tekan Plasbut Paving Block pada Perendaman Air Tawar dan Air Laut
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4365
<p class="AbstractContent"><em><span lang="IN">Processing plastic waste into paving blocks is reducing the negative impact of waste on the environment. Plastic as adhesive and sand, fiber as filler in plasbut paving blocks. In previous studies, the highest compressive strength was obtained in paving blocks with a composition of 771.6 grams of plastic, 1800.4 grams of sand, and 11 grams of coconut fiber, with the fiber placed in the middle of the mold. It is expected that in the future this plastic paving block can be used in coastal and beach areas both to support educational tourism on the beach. Therefore, this study was designed to see how the effect of immersion in seawater on the compressive strength of plasbut paving blocks. The plastic used is polypropylene, and the same composition as previous studies and the addition of the variable of soaking time with fresh water and seawater, 3, 5, 7, 9, 11, 13, and 15 days. Soaking with fresh water produces the highest average compressive strength in the 3rd immersion variation with a compressive strength value of 9.78 MPa. Meanwhile, immersion in seawater produces the highest average compressive strength in the 9th immersion variation with a compressive strength value of 13.44 MPa.</span></em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pengolahan sampah plastik menjadi paving block menjadi solusi dalam mengurangi dampak buruk sampah bagi lingkungan. Plastik sebagai perekat dan pasir serta serabut sebagai filler dalam plasbut paving block. Pada penelitian sebelumnya, kuat tekan tertinggi di dapatkan pada paving block dengan komposisi 771,6 gram plastik : 1800,4 gram pasir : 11 gram serabut kelapa dengan peletakan serabut di tengah cetakan. Di harapkan ke depannya plasbut paving block ini dapat di gunakan di area pesisir dan pantai baik untuk mendukung wisata edukasi di pantai. Oleh karena itu, penelitian ini di rancang untuk melihat bagaimana pengaruh perendaman dengan air laut terhadap kuat tekan dari plasbut paving block. Plastik yang digunakan adalah jenis polypropilene dan komposisi sama seperti pada penelitian sebelumnya dan penambahan variable variasi waktu perendaman dengan air tawar dan air laut yaitu 3 , 5 , 7 , 9 , 11 , 13 dan 15 hari. Perendaman dengan air tawar menghasilkan kuat tekan rata rata tertinggi pada variasi perendaman 3 hari dengan nilai kuat Tekan 9,78 MPa. Sedangkan Perendaman dengan air laut menghasilkan kuat tekan rata rata tertinggi pada variasi perendaman 9 hari dengan nilai kuat Tekan 13,44 MPa.</p>Ani ListriyanaNurul Amalia SilviyantiSaifurridzal
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-262024-12-2682125133Aplikasi Persamaan Regresi Linier untuk Memprediksi Kebutuhan Kapur Tohor dan Biaya Netralisasi Air Asam Tambang
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4370
<p class="AbstractContent"><em><span lang="IN">Acid mine drainage has the potential to pollute water bodies. One method of acid mine drainage treatment is neutralization using quicklime. This study aims to plan the dose of quicklime and estimate the cost of neutralizing acid mine drainage using a linear regression equation. Acid mine drainage samples were obtained from PT Bukit Asam. Neutralization experiments were carried out on a laboratory scale using variable doses of quicklime: 0.0759, 0.0971, 0.1460, 0.2965, and 0.3877 g/L. The results showed that the acid mine drainage samples contained parameters of pH 3.6, TSS 87 mg/L, Fe 1.1239 mg/L, and Mn 3.8333 mg/L. Neutralization of acid mine drainage using quicklime at a dose of 0.1460-0.2965 g/L was able to increase pH by 33-153% and decrease TSS by 2-94%, Fe by 24-87%, and Mn by 14-43%. The linear regression equation obtained is y = 13.707x + 4.103, where x is the dose of quicklime (g/L) and y is pH. Calculations using the linear regression equation produce a dose requirement of quicklime of 0.1383–0.3572 g/L to produce acid mine water with a pH of 6-9. Meanwhile, processing acid mine water with a discharge of 86,400 m³/day requires quicklime of 11,949-30,862.08 kg/day and costs of Rp10,156,650.00–26,232,700.00/day.</span></em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Air asam tambang berpotensi mencemari badan air. Salah satu metode pengolahan air asam tambang adalah netralisasi menggunakan kapur tohor. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dosis kapur tohor dan memperkirakan biaya netralisasi air asam tambang menggunakan persamaan regresi linier. Sampel air asam tambang diperoleh dari PT Bukit Asam. Percobaan netralisasi dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan variabel dosis kapur tahor : 0,0759; 0,0971; 0,1460; 0,2965; 0,3877 g/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel air asam tambang mengandung parameter pH 3,6; TSS 87 mg/L; Fe 1,1239 mg/L; Mn 3,8333 mg/L. Netralisasi air asam tambang menggunakan kapur tohor dosis 0,1460-0,2965 g/L mampu menaikkan pH 33-153%; menurunkan : TSS 2-94%, Fe 24-87%, dan Mn 14-43%. Persamaan regresi linear yang diperoleh adalah y = 13,707x + 4,103; dengan x adalah dosis kapur tohor (g/L) dan y adalah pH. Perhitungan menggunakan persamaan regresi linear menghasilkan kebutuhan dosis kapur tohor sebesar 0,1383 – 0,3572 g/L untuk menghasilkan air asam tambang pH 6-9. Sedangkan untuk mengolah air asam tambang dengan debit 86.400 m<sup>3</sup>/hari membutuhkan kapur tohor sebesar 11.949-30.862,08 kg/hari dan biaya Rp 10.156.650,00 – 26.232.700,00/hari.</p>Esthi KusdariniYuliano Eldianto AtawoloFairus Atika Redanto Putri
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-262024-12-2682134145Aksesibilitas Jalur Pedestrian Menuju Kota Inklusif dan Berkelanjutan
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4371
<p><em>Pedestrian accessibility is an important element in realizing an inclusive and sustainable city. An inclusive city is characterized by public spaces that are accessible to all individuals, including vulnerable groups such as people with disabilities, the elderly, children, and pregnant women. Pedestrian paths designed with universal design principles can improve mobility, safety, and user comfort, while encouraging social interaction in public spaces. This study aims to evaluate the level of accessibility of pedestrian paths in urban areas and identify challenges and opportunities in developing inclusive infrastructure. The methods used include field observation analysis, user surveys, and literature studies related to accessibility policies. The results show that pedestrian paths in many cities still face obstacles such as designs that are not disability-friendly, lack of supporting facilities, and utilization of pedestrian space for activities that interfere with accessibility. Recommendations include strengthening regulations, implementing smart technology, and involving the community in the planning process. By improving pedestrian accessibility, cities can become more inclusive, support environmental sustainability, and improve the quality of life of its citizens. This research provides strategic insights for governments, urban planners, and other stakeholders in designing inclusive cities.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Aksesibilitas jalur pedestrian merupakan elemen penting dalam mewujudkan kota inklusif dan berkelanjutan. Kota inklusif ditandai dengan ruang publik yang dapat diakses oleh semua individu, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Jalur pedestrian yang dirancang dengan prinsip universal design dapat meningkatkan mobilitas, keselamatan, dan kenyamanan pengguna, sekaligus mendorong interaksi sosial di ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat aksesibilitas jalur pedestrian di kawasan perkotaan serta mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam pengembangan infrastruktur yang inklusif. Metode yang digunakan meliputi analisis observasi lapangan, survei pengguna, dan studi literatur terkait kebijakan aksesibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur pedestrian di banyak kota masih menghadapi hambatan seperti desain yang tidak ramah disabilitas, kurangnya fasilitas pendukung, serta pemanfaatan ruang pedestrian untuk aktivitas yang mengganggu aksesibilitas. Rekomendasi yang diajukan meliputi penguatan regulasi, penerapan teknologi pintar, serta pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan. Dengan meningkatkan aksesibilitas jalur pedestrian, kota dapat menjadi lebih inklusif, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup warganya. Penelitian ini memberikan wawasan strategis bagi pemerintah, perencana kota, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merancang kota yang inklusif dan berkelanjutan.</p>Fajar FajarNahdatunnisa NahdatunnisaM. Arzal Tahir
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-262024-12-2682146157Penentuan Kadar Optimum Aspal pada Campuran Beraspal Panas AC-WC yang Menggunakan Karet Alam sebagai Bahan Substitusi Aspal dengan Pendekatan Laboratorium
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4372
<p>Road pavement is a part of the road that is hardened to withstand the load of passing vehicles. Proper material selection and the correct mixture type are essential for making the pavement resistant to damage. Previous studies on polymer asphalt have modified the asphalt to increase the strength of the mixture, making it more durable and resistant to damage, with promising results for asphalt mixtures. This study investigates the use of concentrated latex, prevulcanized latex, and solid natural rubber powder, each with a content of 7% of the weight of the asphalt, as a substitute for the asphalt concrete wearing course (AC-WC) mixture gradation. Marshall testing was carried out with asphalt content ranging from 5% to 7% to determine the optimum asphalt content. The properties of asphalt modified with natural rubber, as a substitute for asphalt, affect penetration, softening point, flash point, specific gravity, and ductility. These modifications also influence the Marshall test parameters, including VMA (Voids in Mineral Aggregate), VIM (Voids in Mineral), VFA (Voids Filled with Asphalt), stability, and flow. The mixture with the highest Marshall stability value used the optimum asphalt content (OAC). It was found that the mixture with concentrated latex had an OAC of 6.9%, the mixture with prevulcanized latex had an OAC of 5.8%, and the mixture with solid natural rubber powder had an OAC of 6.65%.</p>Novie OliviaJoni ArliansyahEdi Kadarsa
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-262024-12-2682158169Bentuk, Makna, Evaluasi Lingkungan dan Ketahanan Fisik Pada Arsitektur Vernakular Rumah Adat Osing Desa Kemiren Banyuwangi
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4381
<p class="AbstractContent"><span lang="IN">This research explores the form and meaning of vernacular architecture in the Osing community settlements in Kemiren Village, Banyuwangi. The selection of Kemiren Village as the research location is based on the unique architecture of its settlement, which warrants in-depth exploration. The aim of this research is to describe the architectural forms and understand the meanings they embody. This research employs a qualitative descriptive method with data collection through direct observation and interviews. Data was obtained from field observations and interviews, which was then analyzed qualitatively to uncover the underlying meanings. The Osing community continues to uphold their values, norms, and traditions or customs. Architecturally, the Osing settlements and traditional houses demonstrate efforts to preserve the environment and nature, as well as avoidance of forest damage. This study reveals that the vernacular architecture of the traditional Osing houses in Kemiren Village reflects adaptation to local conditions and the use of local natural materials. </span></p> <p class="AbstractTitle"><strong><span lang="IN">ABSTRAK</span></strong></p> <p class="AbstractContent"><span lang="IN">Penelitian ini mengkaji bentuk dan makna arsitektur tradisional pada permukiman masyarakat Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi. Pemilihan lokasi penelitian di Desa Kemiren didasarkan pada keunikan arsitektur permukimannya yang layak untuk diteliti lebih mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bentuk arsitektur tersebut serta memahami makna yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi langsung dan wawancara. Data diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara, yang kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mengungkap makna yang tersembunyi. Masyarakat Osing masih sangat menjunjung tinggi nilai, norma, serta tradisi atau adat istiadat mereka. Secara arsitektural, permukiman dan rumah-rumah adat Osing menunjukkan terjaganya kelestarian lingkungan dan alam, serta terhindarnya kerusakan hutan. Kajian ini menemukan bahwa arsitektur vernakular rumah adat Osing di Permukiman Desa Kemiren menampilkan adaptasi terhadap kondisi lokal dan pemanfaatan bahan-bahan alami setempat.</span></p>Nauval Risla CendikaAntariksaDamayanti Asikin
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-262024-12-2682170181Durabilitas Roller-Compacted Concrete (RCC) pada Perkerasan Jalan Ditinjau dari Kuat Tekannya
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4432
<p>Roller-competed concrete (RCC) is roller-compacted concrete that is quite stiff with zero slump. RCC pavement has several advantages because it is strong, dense, durable, and economical. The mixed materials used were water, coarse aggregate, fine aggregate, Portland Composite Cement (PCC), and superplasticizer (SPC). There were 12 cylindrical test specimens of diameter 15 cm and height 30 cm, with two variations of curing, namely plain water and sodium sulfate solution (Na2So4), and two variations of curing time, 14 and 28 days. The average compressive strength test value at 14 days of immersion in plain water and sodium sulfate solution is 37.35 MPa and 37.43 MPa. At 28 days of curing, the average compressive strength obtained soaked with plain water and sodium sulfate solution is 43.45 MPa and 54.02 MPa. Based on these results, the compressive strength of concrete cylinders immersed in sodium sulfate has increased compared to ordinary water immersion. The results of the overall compressive strength of the test specimens exceeded the plan compressive strength of 25 MPa, so the composition of the RCC mixture using PCC and SPC has the potential to be used as pavement material.</p> <p><strong>ABSTRAK<br></strong></p> <p><em>Roller- Competed Concrete</em> (RCC) adalah beton yang dipadatkan dengan roller dan memiliki sifat yang cukup kaku dengan slump nol. Penggunanaan perkerasan RCC memiliki beberapa keunggulan karena kuat, padat, dan tahan lama serta ekonomis. Bahan campuran yang digunakan adalah air, kerikil, pasir, semen <em>Portland Composite Cement</em> (PCC) dan<em> superplasticizer</em> (SPC). Benda uji silinder diameter15 cm, tinggi 30 cm sebanyak 12 benda uji, dengan dua variasi perendaman yaitu air biasa dan larutan sodium sulfat (Na<sub>2</sub>So<sub>4</sub>) dan dua variasi lama perendaman yaitu 14 dan 28 hari. Nilai uji kuat tekan rata-rata pada perendaman 14 hari air biasa dan larutan sodium sulfat sebesar 37,35 MPa dan 37,43 MPa. Sedangkan pada perendaman 28 hari diperoleh kuat tekan rata-rata yang direndam dengan air biasa dan larutan sodium sulfat sebesar 43,45 MPa dan 54,02 MPa. Berdasar hasil tersebut, kuat tekan silinder beton yang direndam sodium sulfat mengalami kenaikan dibandingkan perendaman air biasa. Hasil kuat tekan keseluruhan benda uji melebihi kuat tekan rencana 25 MPa, sehingga komposisi campuran RCC yang menggunakan PCC dan SPC memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan<em> pavement.</em></p> <p><strong> </strong></p>Dewi SulistyoriniDetha Sekar Langit Wahyu GutamaKarolus Boromeus KalliJodiansyahAlbertus Ardiono Merre RanggaRinaldy Jery Mau
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-302024-12-3082182189Kajian Modifikasi Permukaan Membran Mikrofiltrasi Polyvinylidene Fluoride Menggunakan Polyvinyl Alcohol
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4439
<p><em>Increasing industrial and human populations potentially lead to various types of water contamination and increasing water demand. Membrane technology is a popular technology that is highly efficient in separation processes and is cost-effective for water purification. One membrane technology that is widely applied in industry is microfiltration membranes. Microfiltration membranes can operate at pressures in the range of 0.02 to 0.5 MPa, thus enabling the separation of high molecular weight compounds at low pressure. Polyvinylidene fluoride (PVDF) is a commonly used microfiltration membrane material known for its excellent thermal stability, chemical resistance, and ease of membrane formation. However, PVDF has a hydrophobic structure that has low water flux. The hydrophilicity of the PVDF membrane surface modification is an effective strategy to enhance water flux. This experiment aims to increase the hydrophilicity of the membrane using polyvinyl alcohol (PVA). In this study, surface modification of the PVDF membrane is performed using polyvinyl alcohol (PVA), a hydrophilic substance that enhances the membrane's ability to attract water. The addition of 0.1% PVA yielded the average flux value, achieving 65,7 Lm⁻²·h⁻¹. PVA increases hydrophilic properties for PVDF membrane and could be a modification agent for water treatment or purification.</em></p> <p><strong>ABSTRAK<br></strong></p> <p>Populasi manusia dan industri yang meningkat dapat mengakibatkan berbagai jenis pencemaran air dan meningkatkan kebutuhan air. Teknologi membran menjadi teknologi populer dengan tingkat pemisahan efisiensi tinggi serta harga yang relative murah untuk pemurnian air. Salah satu teknologi membran yang diterapkan secara luas di industri adalah membran mikrofiltrasi. Membran mikrofiltrasi dapat beroperasi pada tekanan dengan rentang 0,02 sampai 0,5 MPa, sehingga memungkinkan pemisahan senyawa dengan berat molekul besar bertekanan rendah. Material membran mikrofiltrasi <em>polyvinylidene fluoride</em> (PVDF) merupakan material dengan stabilitas termal, ketahanan terhadap bahan kimia yang baik, serta mudahnya kemampuan pembentukan membran. Namun PVDF merupakan polimer yang memiliki struktur hidrofobik yang membuat membran rentan terhadap fluks rendah. Inovasi peningkatan hidrofilik permukaan membran pada material PVDF merupakan salah satu cara efektif meningkatkan fluks pada membran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hidrofilisitas permukaan membrane PVDF yang berpengaruh terhadap nilai fluks. Modifikasi permukaan membran pada penelitian ini menggunakan <em>Polyvinyl Alcohol </em>(PVA) karena PVA bersifat hidrofilik yang dapat meningkatkan kemampuan membran menarik air. Penambahan 0,1% kadar PVA nilai fluks mencapai 65,7 Lm<sup>-2</sup>h<sup>-1</sup>. PVA meningkatkan sifat hidrofilik membrane PVDF dapat menjadi salah satu agen modifikasi untu pengolahan atau pemurnian air.</p> <p><strong> </strong></p> <p> </p>Firda Lutfiatul FitriaNovita FebiantiSalsabila Nanda PraditaNoven Pramitasari
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-302024-12-3082190198Evaluasi Saluran Drainase Terhadap Curah Hujan di Simpang Mampang, Kota Depok
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4485
<p><em>Urban residential areas require adequate drainage systems to manage surface runoff effectively. Proper drainage systems are essential to accommodate rainwater and prevent flooding. The shape and dimensions of drainage channels vary by region, influenced by local conditions. This study examines the drainage system in Simpang Mampang, Depok City, an area frequently affected by flooding. The research focuses on the drainage channels serving Jalan Raya Sawangan, Jalan Pramuka Raya, and Jalan Pramuka II. Capacity and effectiveness assessments of the drainage system under various rainfall scenarios were conducted using SWMM 5.1 software. The findings indicate that the current drainage system requires modifications to enhance its capacity and mitigate flooding. A combined approach involving low-impact development strategies, long-term storage drainage, and conventional methods was proposed. This includes redesigning the shape and dimensions of the existing drainage channels. The integrated solutions aim to optimize runoff management and reduce the risk of flooding in urban areas. These findings contribute to the development of sustainable urban drainage systems that adapt to specific regional characteristics and environmental challenges.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Permukiman perkotaan memerlukan sistem drainase yang memadai untuk mengelola limpasan permukaan secara efektif. Sistem drainase yang baik berperan penting dalam menampung air hujan dan mencegah banjir. Bentuk dan dimensi saluran drainase bervariasi di setiap daerah, bergantung pada kondisi setempat. Penelitian ini mengkaji sistem drainase di Simpang Mampang, Kota Depok, yang sering mengalami banjir. Kajian difokuskan pada saluran drainase di Jalan Raya Sawangan, Jalan Pramuka Raya, dan Jalan Pramuka II. Uji kapasitas dan efektivitas saluran drainase terhadap berbagai skenario curah hujan dilakukan menggunakan perangkat lunak SWMM 5.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem drainase yang ada memerlukan modifikasi untuk meningkatkan kapasitas dan mengurangi risiko banjir. Pendekatan gabungan, seperti pengembangan dampak rendah, drainase penyimpanan jangka panjang, serta metode konvensional, diusulkan sebagai solusi. Modifikasi ini melibatkan perubahan bentuk dan dimensi saluran drainase yang ada. Pendekatan terintegrasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan limpasan air dan meminimalkan risiko banjir di kawasan perkotaan. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan, sesuai dengan karakteristik wilayah dan tantangan lingkungan setempat.</p>Christian CahyonoJuliastutiR. M. Pratama
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2024-12-312024-12-3182199210Pengaruh Pemanfaatan Limbah Masker dan Reclaimed Asphalt Pavement Pada Campuran Beraspal Berpori
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4444
<p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>During the Covid-19 pandemic, the use of disposable masks has become a necessity for health reasons and remains so even today. However, this policy has presented a new challenge in handling non-biodegradable mask waste. Similarly, construction waste like Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) requires proper management for reuse. Meanwhile, urban development and infrastructure growth have left limited open space and impervious surface layers, resulting in surface water runoff and subsequent flooding. In response to these challenges, research is necessary to explore the utilization of household waste and construction waste as components in porous pavement mixtures that can be applied to parking areas. The objective of this study is to investigate the impact of incorporating mask waste and RAP into porous asphalt mixtures on Marshall parameters. The research findings reveal that adding 1% mask waste and 10% RAP to the mixture decreases permeability by 11.72%, while increasing stability by 19.96%. This indicates that the addition of mask waste and RAP can enhance the stability of the asphalt mixture according to the Marshall parameters.</em></p> <p>Keywords: Porous Asphalt, Rap, Masks, Permeability, Stability.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Selama masa Pandemi Covid 19, penggunaan masker sekali pakai menjadi keharusan, bahkan sampai saat ini untuk alasan kesehatan. Kebijakan ini menyisakan tugas baru bagi pengolahan limbah masker yang sulit terurai. Sama halnya, dengan limbah konstruksi dari perkerasan aspal yang rusak (RAP) perlu penanganan untuk pemanfaatan kembali. Sementara itu, pertumbuhan infrastruktur menyisakan sedikit ruang terbuka dan kedap lapisan permukaan jalan sehingga, menyebabkan limpasan air permukaan yang menyebabkan banjir. Menanggapi hal itu, perlu dilakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah rumah tangga dan limbah konstruksi sebagai bahan campuran perkerasan berpori yang dapat diaplikasikan pada lahan parkir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari penambahan limbah masker dan RAP pada campuran beraspal berpori terhadap parameter Marshall. Hasil penelitian memperlihatkan penambahan limbah masker sebanyak 1% dan RAP sebesar 10% akan menurunkan nilai permeabilitas sebesar 11,72% tetapi meningkatkan nilai stabilitas sebesar 19,96%. Dapat disimpulkan, limbah masker dan RAP dapat digunakan untuk menaikkan nilai stabilitas dalam parameter Marshall.</p> <p>Kata kunci: Beraspal Berpori, Rap, Masker, Permeabilitas, Stabilitas.</p>LiviaYurikaAmelia MakmurRachmansyah
Copyright (c) 2024
2024-12-312024-12-3182211219The Distribusi Spasial Harga Lahan Berbasis Jarak Ke Pusat Kota (Studi Kasus di Yogyakarta)
https://journal.unej.ac.id/JRSL/article/view/4436
<p class="AbstractContent"><span lang="IN">Perkembangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan beragam kegiatan ekonomi, budaya, dan pariwisata telah menyebabkan perubahan dalam pola penggunaan lahan dan nilai properti. Titik Nol di Malioboro menjadi simbol pusat kegiatan yang berperan penting dalam menentukan distribusi spasial harga lahan, seiring dengan teori model Von Thunen yang menggambarkan hubungan antara jarak dan nilai properti. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara jarak ke Titik Nol sebagai pusat perkotaan dengan nilai harga lahan di DIY. Data primer dikumpulkan melalui survei lapangan menggunakan teknik wawancara daring dengan pemilik properti, serta penggunaan aplikasi GPS untuk menentukan koordinat geografis lokasi lahan. Analisis spasial dilakukan dengan memanfaatkan <em>software</em> ArcGIS 10.8 untuk memetakan kontur harga lahan dan menghasilkan peta <em>isochrone</em> jarak lahan ke pusat kota. Model regresi linear digunakan untuk memeriksa hubungan antara jarak dari pusat kota dan harga lahan berdasarkan kategori penggunaan lahan. Hasil analisis menunjukkan pola yang konsisten dengan teori, di mana nilai tanah cenderung menurun seiring dengan meningkatnya jarak dari Titik Nol. Kawasan residensial yang lebih dekat ke pusat kota menunjukkan harga lahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan yang lebih jauh, sementara kategori bisnis dan industri menunjukkan variabilitas harga yang signifikan tergantung pada aksesibilitas ke pusat kota.</span></p>Kusuma Aji RadiansyahDhany AristawatiIlma AurarisaNamira ParadhibaZha Zha Noor Zavitri
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
2025-01-202025-01-2082220231