Strategi Reintegrasi Sosial ABH dengan Menumbuhkan Selfawarness melalui Story Telling Berbasis Inklusi Di Pondok Pesantren Nurul Huda Kabupaten Jember

Abstract

Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh ABH pada tahap reintegrasi sosial diantaranya adalah masih adanya resistensi, stigma, prasangka, dan diskriminasi dari lingkungan sosial sehingga ABH termarginalkan dan mengalami disfungsi sosial. Dampak ekstrem dari perlakuan lingkungan sosial tersebut adalah kembalinya ABH dalam melakukan Tindakan kriminalitas (menjadi residivis) karena merasa tertolak. Penyiapan reintegrasi yang efektif dengan menumbuhkan kesadaran diri (self awareness) ABH pada aspek internal maupun eksternal menjadi penting untuk dilakukan. Workshop dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Huda, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember dengan metode pengisian instrument yang diiringi story telling berbasis inklusi. Peserta terdiri dari 48 anak dengan kategori ABH tujuh anak dan lainnya bukan ABH. Tujuan metode story telling adalah agar anak tidak bosan dalam pengisian instrument mengenai self awarness. Dengan story telling anak lebih mudah memahami pertanyaan dalam instrument dan anak merasa fun. Tujuan berbasis inklusi adalah agar ABH tidak stigma oleh anak lainnya di Pondok Pesantren. Hasilnya, dari instrument diketahui bahwa ABH menyadari potensi dan kelemahan dirinya namun belum memahami persepsi/pandangan lingkungan sosial terhadapnya. Akan tetapi, ABH memiliki harapan terhadap lingkungan sosialnya.