Penerapan Rekayasa Nilai Berbasis Analytical Hierarchy Process dalam Penentuan Alternatif Solusi Terbaik

Abstract

Planning for building construction has limited time and costs allocated by the project owner. Planning consultants have standards and characteristics as well as specific attributes in producing their work, although they must be adjusted to the needs and desires of the project owner. As the project owner chooses the Contractor through a tender, the Contractor must maintain project objectives, namely cost, quality, and the right time, and have security in the work process. To support this commitment, contractors often propose changes to work to optimize the project objectives. Therefore, an appropriate and applicable method is needed to help contractors and all project participants overcome these problems. This study aims to apply the value engineering method used in previous studies. Still, it must be added to the Analysis Hierarchy Process (AHP) plan to eliminate the decision-maker's subjectivity. As a simulation, this study uses a case study of the Construction of a 4-floor Regent's Office and Regional Secretariat Building with a budget of Rp.48,563,565,910.09. The study results show that applying value engineering (VE) can save costs without changing its function. The VE stages are the information stage, the creative stage, the data analysis stage, and the recommendation stage. The results of the VE simulation on finishing work that is feasible and meets the requirements is wall work. It was obtained after conducting a Life Cycle Cost (LCC) analysis hybrid of the Analytical Hierarchy Process (AHP) method as a decision-maker for several design alternatives. The total wall work cost savings in the initial cost phase amounted to Rp.321,908,237.07 (2.931% of architectural work costs) and in the LCC phase of Rp.348,771,027.86 (3.175% of architectural work costs).

ABSTRAK:
Perencanaan pembangunan gedung memiliki keterbatasan waktu dan biaya yang dialokasikan oleh pemilik proyek. Konsultan perencana memiliki standar dan ciri serta karakter spefisik dalam menghasilkan karyanya meskipun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pemilik proyek. Kontraktor sebagai pelaksana yang dipilih oleh pemilik proyek melalui tender harus menjaga sasaran proyek yaitu biaya, mutu dan waktu yang tepat serta memiliki keamanan dalam proses pekerjaannya. Untuk menjaga komitmen tersebut, kontraktor sering mengusulkan perubahan pekerjaan agar dapat mengoptimalkan tujuan proyek tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang tepat dan dapat diaplikasikan untuk membantu kontraktor dan semua partisipan proyek mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode rekayasa nilai yang sudah diterapkan pada penelitian terdahulu namun perlu ditambahkan metode Analysis Hierarchy Process (AHP) untuk mengeliminasi subyaktivitas pengambil keputusan. Sebagai simulasi, penelitian ini menggunakan studi kasus Pembangunan Gedung Kantor Bupati dan Sekretariat Daerah 4 lantai dengan biaya anggaran sebesar Rp.48.563.565.910,09. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan rekayasa nilai/Value Engineering (VE) dapat menghemat biaya tanpa merubah fungsinya. Adapun tahapan VE yaitu tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa data, dan tahap rekomendasi. Hasil simulasi VE pada pekerjaan finishing yang layak dan memenuhi syarat adalah pekerjaan dinding. Hal ini diperoleh setelah dilakukan analisa Life Cycle Cost (LCC) sebagai analisa perhitungan biaya daur hidup proyek dengan menggabungkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai pengambil keputusan terhadap beberapa alternatif desain. Total penghematan biaya pekerjaan dinding pada fase initial cost adalah sebesar Rp.321.908.237,07 (2,931% biaya pekerjaan arsitektur) dan pada fase LCC sebesar Rp. 348,771,027.86 (3,175% biaya pekerjaan arsitektur).